Gambar Mewarnai Polisi Tentara
_mewarnai.webp)
Halaman unduh untuk gambar mewarnai Gambar Mewarnai Polisi Tentara. Klik tombol di atas untuk mengunduh gambar dalam format PDF berkualitas tinggi, siap untuk dicetak dan diwarnai.
Gambar Mewarnai Terkait
Dongeng Terkait dari Blog
Sabana 1: Ketika Monyet Menjadi Raja Hutan - Dongeng
Di tengah hamparan savana yang luas dan hangat, hiduplah berbagai hewan dalam kedamaian. Selama bertahun-tahun, mereka hidup di bawah kepemimpinan Raja Singa, seekor singa tua yang bijaksana. Walaupun tubuhnya sudah tidak sekuat dulu, ia selalu menjadi penengah adil di antara perselisihan, menjaga hukum rimba tetap berjalan damai. Namun, tak semua hewan puas dengan kedamaian itu. Seekor monyet yang cerdik tapi suka membuat onar mulai gelisah. Ia merasa bisa memimpin savana dengan lebih baik. “Mengapa hewan seperti aku, yang pintar memanjat dan bersuara nyaring, tidak boleh menjadi raja?” pikirnya setiap hari. Suatu pagi, saat hewan-hewan berkumpul untuk mendengarkan petuah Raja Singa, si monyet tiba-tiba memanjat ke atas batu besar dan berteriak: “Raja kita sudah tua dan lemah! Aku lebih cepat, lebih pintar, dan lebih aktif! Serahkan takhtamu, wahai Singa Tua!” Semua hewan terdiam. Burung-burung berhenti berkicau, dan padang rumput seolah membeku. Singa tua memandangi monyet itu dengan mata tenang dan berkata, “Jika kau benar-benar ingin menjadi raja, kau tak perlu berteriak dan membuat keributan. Aku sudah lelah. Aku akan turun tahta... dengan satu syarat.” Monyet yang terkejut langsung menegakkan punggungnya, “Syarat apa, wahai Raja?” “Jadilah raja yang bijak. Jaga savana dengan adil. Pimpinlah dengan hati, bukan hanya suara dan canda.”...
Baca Dongeng...Kiko Kucing dan Guguk yang Iri - Dongeng
Pada zaman dahulu kala, di sebuah rumah di pinggir hutan yang indah, tinggallah seekor kucing rumahan bernama Kiko dan seekor anjing penjaga bernama Guguk. Kiko tinggal di dalam rumah. Tidurnya empuk di atas sofa, kadang bahkan naik ke pangkuan manusia. Sementara itu, Guguk tinggal di halaman belakang, tidur di bawah pohon mangga atau di depan kandang ayam. Guguk sering duduk sambil menghela napas panjang. "Enak banget jadi kucing… bisa tidur di sofa, makan di mangkuk lucu, dielus-elus. Aku cuma dikasih tulang dan harus kehujanan." Kiko yang sedang rebahan di jendela mendengar gumaman itu. Dia mendekat dan berkata, "Eh Guguk, kamu kenapa sih ngomel-ngomel terus tiap aku lewat? Nggak capek iri terus?" "Iri? Ya jelas iri! Kamu enak banget, aku dari kecil di sini cuma jadi satpam, nggak pernah boleh masuk rumah!" keluh Guguk. Kiko duduk tenang di jendela, sambil membersihkan ekornya. "Memangnya kamu suka tidur di tempat yang sempit dan panas kayak aku? Nggak bisa lari-lari sepuasnya, harus jaga sopan, nggak boleh gonggong sembarangan." Guguk merenung. "Hmm… iya juga sih. Aku paling senang kalau lari di halaman, ngejar kupu-kupu, dan bikin kabur ayam tetangga." Kiko melanjutkan, "Lagian, kamu tahu kenapa kamu nggak boleh masuk rumah? Bukan karena kamu jelek...
Baca Dongeng...Gojo, Si Gajah yang Tak Bisa Lompat - Dongeng
Di tepi hutan yang rindang, hiduplah seekor gajah kecil bernama Gojo. Hidungnya panjang, tubuhnya besar, dan telinganya… yah, cukup lebar buat dipakai sebagai kipas darurat. Gojo baik hati, penyayang, dan senang ikut bermain. Tapi ada satu masalah: Gojo nggak bisa lompat. Bukan karena malas. Emang dari sononya, gajah nggak diciptakan buat lompat. Titik. Setiap kali teman-temannya main lompat batu, Gojo cuma berdiri kikuk. Saat mereka main “lompat tinggi”, Gojo cuma bisa nonton sambil nyemil daun. Dan ya… seperti yang kamu tebak—bully pun datang. “Hei Gojo, lompat dong! Atau kamu perlu pake trampolin?” “Coba diet dulu deh, baru lompatnya nyampe!” “Awas, tanahnya bisa ambles kalau Gojo ikutan!” Gojo tersenyum… meski hatinya berdesir seperti daun ditiup angin kecewa. Setiap malam, ia memandang bulan dan bertanya dalam hati, "Kenapa aku nggak bisa seperti yang lain?" Namun semesta punya cara menjawab, dan jawabannya datang… dalam bentuk kebakaran hutan. Api menjilat pohon-pohon. Asap mengepul. Hewan-hewan panik berlarian, sementara bara mulai mengepung satu sisi hutan. Sungai terdekat jadi satu-satunya harapan, tapi… jembatan kecil sudah terbakar. Anak-anak rusa, kelinci, dan monyet tak bisa menyebrang karena sungainya terlalu lebar dan airnya mengalir deras. Mereka terjebak! “Tolooong!” teriak seekor kancil, kali ini tanpa kesombongannya. Dan dari balik semak,...
Baca Dongeng...